Aug 17, 2011
Merdeka dan Kemerdekaan
“Merdeka!” #Merdeka
Pekikan yang muncul setahun sekali itu kembali diteriakkan. Mulai awal bulan sudah disiapkan rencana-rencana yang akan diadakan seputar peringatan hari kemerdekaan.
Berteriak kencang merupakan isyarat akan semangat, sebuah ekspresi. Namun apakah teriakan itu merupakan wujud nyata?
Indonesia memiliki penduduk 237,641,326 jiwa (sensus 2010), 33 propinsi, 399 kabupaten, 98 kota, 13.000-an pulau dan lebih dari 300 etnik atau suku bangsa. Semua ada, dan semuanya merupakan bagian dari Indonesia.
Sebagai bagian dari Indonesia, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Perbedaan adalah bentuk karunia dari Sang Pencipta yang harus kita sikapi dengan penuh rasa syukur. Begitu pula dengan kemerdekaan, semua memiliki hak yang sama sesuai dengan aturan yang berlaku.
Merdeka bukan berarti bebas tanpa aturan. Negara dibentuk karena manusia butuh aturan, tanpa aturan yang berlaku hanya hukum rimba. Aturan yang berlaku dalam kehidupan bernegara hendaknya tidak melupakan kemerdekaan para warganya.
Sampai saat ini saya masih mencari makna kemerdekaan yang ingin dicapai negeri ini.
Kemerdekaan produk? Apa Anda bisa menyebutkan barang-barang di rumah yang produk lokal?
Kemerdekaan finansial? Neraca negara ini sudah meneriakkan hal ini.
Kemerdekaan batin? Masih banyak hal yang tidak menentramkan.
Kemerdekaan pikiran? Sepertinya Anda harus berpikir ulang untuk merubah pola pikir Anda.
Dalam renungan saya siang ini, inilah yang saya dapat.
Merdeka bukanlah sebuah tujuan… Merdeka adalah gerakan… Merdeka adalah proses yang dilakukan secara terus-menerus dan sambung menyambung…
Perbedaan adalah kekayaan yang dianugerahkan kepada kita. Dengan perbedaan pula kita memperbaiki setiap kekurangan proses yang ada.
Semua tentang gerakan memerdekakan diri untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia sejati. Dengan otak dan hati.
Saya akan diam disini menikmati dan menjalani kemerdekaan bersama hasil karya anak negeri.
Komentar Terbaru